6.27.2015

Semoga Kamu Ingat


S: Hahah. Challenge aku dong Nit. Disemangatin orang-orang yang udah lulus doang ga mempan.

N: Aku ga mau challenge ataupun semangatin kamu. Inget kata Bang Arief Munandar? Pemimpin itu mereka yang udah selesai sama dirinya. Kalau mereka gabisa nyemangatin diri sendiri, payaaahhhhh. So I put trust that you already finish with you.

S: OMG! Nitaaaaaa. Well fine. Aku speechless.

Itu percakapan kita di LINE delapan hari sebelum ulang tahunmu.



Light Decoration from @LilMS_Sunshine8 tweet



Semoga kamu ingat kembali pada hari-hari dimana kamu yang penuh semangat tiap pagi memanaskan mobilmu untuk siap kamu bawa ke kampus. Berkali-kali aku nebeng di mobilmu dan kita suka pulang larut, kira-kira jam dua malam, mengendap-ngendap lewat
pintu asrama dan tidak jarang kita menerima hukuman karena melanggar beberapa peraturan.
Semoga kenakalan kita saat itu tidak sia-sia.

Semoga kamu ingat kembali pada hari-hari di mana kamu memutuskan untuk memakai jilbab syari.  Kamu mampu menunjukkan padaku transformasi seorang wanita, bentuk hijrah seorang muslimah. Kamu menunjukkan padaku keberanian untuk meninggalkan apa-apa yang kita senangi untuk kehidupan yang kita percayai ada setelah ini.
Aku mengagumimu, Syari.

Semoga kamu ingat kembali pada hari-hari dimana usai subuh kita membelah sawah-sawah menemui pengrajin lokal untuk kita kenalkan di tanah Britania Raya. Kamu pun berhasil menjejakkan kaki di London dan dengan bangga mengenalkan produk pitcher set Mega Mendung kita. Kemudian kamu memberiku Britain snow globe dan sebuah postcard dari Inggris dengan tulisan tanganmu:

Dearest Nita Wakan,
Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat dengan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-geriknya teringat mati.
Semoga persahabatan dan persaudaraan ini kekal sampai surga-Nya. Aamiin
PS: I love you

Semoga kamu ingat pada hari-hari dimana kita saling tidak bertegur sapa, saling memalingkan muka, saling cemburu tapi sesudahnya kita sama-sama belajar, kita sama-sama menangis, dan mungkin hari ini kita bisa sama-sama menertawai kebodohan-kebodohan kita di masa lalu. Stay hungry, stay foolish.

Jadi bagaimana mungkin, aku yang acapkali cacat imannya ini, punya kemampuan untuk menyemangatimu?
Semangat yang sesungguhnya tidak akan pernah lahir dari manusia. Rasanya kita sudah sama-sama tahu, kemana kita harus pergi untuk menemui pemilik semangat yang sesungguhnya, Yang Maha Memiliki.


Maka, Syari…
Aku hanya ingin menyampaikan rasa sayangku pada ukhuwah kita yang tidak sempurna ini.
Berkurangnya umurmu kemarin semoga sebagai pengingat bagimu untuk menjadi Syari yang selalu lebih baik, lebih baik. Dan untuk doa-doa yang lain aku layangkan tidak disini.


Salam hangat dan sayang untuk saudariku, Syari.


SHARE:

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Mettle in Perspective. All rights reserved.
Blogger Templates made by pipdig