11.19.2019

Sharing: Program Hamil Alami



Sudah puluhan kali melihat test pack bergaris satu? Sama! Jangan menyerah!
Kali ini aku mau sharing program hamil (promil)alami yang aku jalani sebagai #PCOSFighter. Setiap orang case-nya pasti berbeda-beda tapi semoga bisa diambil manfaatnya yah. (Kalau belum tahu penyebabnya bisa konsultasi ke dokter dulu).

Sejak SMA haidku ngga teratur, orang tua pun cemas, sehingga kami kontrol ke dokter dan diketahui aku punya PCOS.
Setelah menikah, aku dan Uda (panggilan untuk suamiku) sepakat bahwa dalam 2 tahun kita prioritas untuk promil alami dulu, kalau belum berhasil baru kita datang ke dokter.

Uda pun sebagai support system utama, selalu menenangkan, "insya Allah datang di waktu terbaik, Dek.."

Alhamdulillah.. di hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-2, ada janin di dalam perutku.. Masya Allah tabarakallah.. sehingga aku ingin berbagi kebahagiaan dengan sharing program hamil yang aku jalani, semoga semakin banyak wanita diluar sana yang sedang berjuang juga dapat segera mendapat kabar bahagia...


1. Perbanyak Istighfar

Ini clue dari Allah SWT langsung karena disebut di dalam Alquran Surah Nuh: 10 - 12, potongan artinya: "...Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu.. niscaya Dia meperbanyak harta dan anak-anakmu.." Lengkapnya langsung cek Quran yah!

Dan kalau kita googling dengan keywords "hamil karena istighfar" akan banyak kisah-kisah pasangan yang bertahun-tahun menantikan buah hati, berhasil hamil dengan mengamalkan istighfar.

Tips: Sediakan waktu khusus untuk beristighfar selain selesai sholat. Misalnya
SHARE:

4.21.2019

Jalan Juang Tsamara Amany

Sumber: http://instagram.com/tsamaradki

Soekarno memberi perumpamaan bahwa laki-laki dan perempuan seperti dua sayapnya seekor burung,
Nit, saling melengkapi untuk bisa terbang tinggi.” ujar Tsamara ketika kami membicarakan Sarinah, salah satu kumpulan tulisan Soekarno.

Sammy, begitu panggilan akrab kami untuknya. Banyak dalam kesehariannya Sammy mengutip perkataan Soekarno, salah satu tokoh nasionalis yang ia kagumi lekat-lekat. Di Bawah Bendera Rakyat bak sebuah kitab suci yang sudah habis ia lahap.  

Suatu kali Sammy pernah bertanya, “Siapa tokoh nasional yang lo suka, Nit?”

Buya Hamka.” jawab saya.

Lalu obrolan kami berlanjut sampai pada bagaimana Soekarno dan Hamka memiliki banyak perbedaan pendapat, begitu lantangnya Hamka melawan pemerintahan saat itu hingga Soekarno mengirim Hamka ke penjara selama 2 tahun 4 bulan. Akan tetapi di akhir hayatnya, Soekarno meminta Hamka menjadi imam shalat jenazahnya.

Bila aku mati kelak, aku minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku.” pinta Soekarno.

Kita belajar dari bapak-bapak bangsa, bahwa perbedaan ideologi politik tidak menjadikan kita hilang rasa untuk memanusiakan manusia lain, masih ada ruang diantara mereka untuk bisa saling memahami dan memaafkan, hingga kita rupanya perlu banyak belajar soal kebesaran hati dari mereka.

Saya mengenal Sammy jauh sebelum
SHARE:
© Mettle in Perspective. All rights reserved.
Blogger Templates made by pipdig