3.22.2010

Misteri Kehidupan


Hidup itu adalah misteri.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
Pada siapa hati ini akan berlabuh,
Akan jadi apa kita,
Dokter, arsitek, insinyur,
menteri, presiden, atau pedagang keliling?

Tidak ada manusia yang tahu.
Sekalipun kau bertanya pada wanita yang melahirkanmu.
Ia akan menggeleng tidak tahu.

Tapi, bukan berarti ia tidak mau tahu.
Wanita itu dan juga pria yang membesarkanmu,
Mungkin menggeleng dan berkata,
“Kami tidak tahu engkau akan jadi apa, Nak.”

“Tapi kau harus bahagia apapun kau nanti.
Seperti kami yang selalu bahagia
dan menerima seperti apapun engkau.”

***

Ini beberapa bulan yang lalu, ketika saya mengikuti sebuah seleksi yang cukup bergengsi,
, mereka dengan keras melarang saya. Tapi dengan segala usaha, saya mendapat dukungan dari Ayah dan berhasil lulus dalam seleksi itu.
Dimana ibu saya?
Dia tidak mendukung saya.

Apa saya harus tetap menyelesaikan seleksi itu sedang orang yang paling saya hormati dan saya cintai, IBU tidak mendukung saya sepenuhnya.
Apa bisa saya berdiri tanpa ridha Ibu?
Berjalan tanpa wanita yang namanya saya sebut, saat saya pertamakali bisa berbicara?
Apa bisa saya berlari tanpa doa dari wanita yang telah melawan kematian
hanya untuk melahirkan saya?

Agama saya mengajarkan bahwa,
“surga berada di bawah kedua telapak kaki Ibu.”
Dan ridho Allah terletak pada ridho orang tua.

Bu....Apa Ibu tidak tahu, apa Ibu tidak sadar, ini kan untuk masa depanku.
Kalau aku berhasil, kan Ibu juga yang senang.

Tapi sampai pada detik terakhir, saya tidak menyelesaikan seleksi itu.


***

Itu beberapa bulan yang lalu, teman-teman. Sekarang saya telah berbesar hati menerima semuanya. Apapun itu.

Sambil mencium kening Ibu saat beliau tidur, saya berterima kasih.
Meskipun saya belum tahu sampai saat teman-teman membaca ini pun,
Saya masih belum tahu,

Kenapa Ibu tidak membolehkan saya mengikuti pertukaran pelajar?

Yang saya yakini, Allah punya rencana sendiri :)
Dan feeling seorang Ibu kepada ananknya adalah kuat, sangat kuat.

Seperti kata Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya yang saya baca, yang berjudul ‘Terapi Berpikir Positif’

Kadangkala Allah menutup pintu yang ada di depan kita,
Tapi Dia membuka pintu lain yang lebih baik.
Namun, kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktu,
Konsentrasi, dan tenaga untuk
Memandang pintu yang tertutup
Daripada menyambut
Pintu impian yang terbuka di hadapannya.




SHARE:

1 komentar

  1. kakak semangat ya nanti kuliah di luar negeri aja :D tapi jangan deh nanti ais ga bisa ketemu kakak. tapi gapapa juga deh :D

    BalasHapus

© Mettle in Perspective. All rights reserved.
Blogger Templates made by pipdig